Agaknya, bagaimana timbul perumpamaan 'kera dapat bunga'. Telahan saya, kemungkinan perumpamaan ini diakibatkan oleh situasi 'seseorang yang tidak tahu menilai atau menghargai sesuatu yang dimilikinya'. Keperluan memiliki ilmu dan kemahiran tahu memberi nilai ini nampaknya menjadi salah satu elemen yang penting untuk menjadikan hidup kita lebih global dan kompeten dengan cabaran semasa.
Mengapa saya berpersepsi demikian ?. Berapa ramai dikalangan kita yang sering terperap dan terperangkap melihat peluang yang terhidang di depan mata sendiri, dan mensia-siakan sahaja peluang dan kesempatan itu. Memanglah kita cenderung melihat dan memberi nilai hanya berpandu kepada takrifan dalam lingkungan nilai material sesuatu perkara. Tetapi jangan kita lupa tidak semua perkara boleh diukur dengan skala material semata-mata.
Nilai berkawan dan bersahabat contohnya. Tidak ramai dikalangan kita yang tahu 'menghargai' nilai bersahabat dengan seorang bekas penagih dadah atau penagih dadah itu sendiri. Jika segalanya dinilai hanya dengan menggunakan indeks lingkungan material, maka...rasanya kita seolah memilih untuk mencipta ruang lingkup yang cukup terhad kepada diri kita, sungguhpun dunia ini cukup luas untuk kita 'beraksi' seupaya kita yang mungkin.
Maksud besar saya untuk kita memiliki kemahiran tahu memberi nilai ini adalah untuk membolehkan kita bijaksana dalam membuat pertimbangan, agar tidak mudah untuk kita memberi nilai tidak baik kepada pahitnya hempedu dan sukarnya memberi nilai baik kepada manisnya madu. Namun, kita masih rasional melihat keduanya dari sudut dan pertimbangan moral dan agama, yang memberi kesan besar kepada konsep manusia dan kemanusiaan. Lu....fikirlah sendiri!.